Budaya Makanan di Asia Timur

Sabtu, 22 Desember 2012


Sudah menjadi hal yang biasa melihat maraknya restoran cepat saji yang di bangun seperti Mc Donlads, KFC, Pizza Hut dan lain - lain di Asia Timur. Restoran cepat saji adalah sebuah simbol pencapaian modernitas, restoran - restoran cepat saji dari AS ini mungkin saja mampu menarik banyak khalayak ramai dari status sosial menangah hingga ke atas, namun hal ini menjadi gamabaran bias mengenai kebiasaan maklan di Asia Timur, karena mayoritas masyarakatt tetap mengkonsumsi menu makanan lokal negara mereka. makanan makanan dari barat itu hanyalah menjadi makanan selingan bagi mereka.  Malah restoran- restorean China dan jepang yang dalam bentuk kedai di Barat sana jauh lebih marak diminati.

Di jantung tradisi pangan Asia Timur ini sebagaimana juga yang terjadi dengan bahasanaya adalah Chinja yang memilki salah satu budaya paling canggih, masakan China di bentuk oleh bahan - bahan masakan yang tersedia di wilayah tersebut dan China dalam hal ini sangat kaya akan keberagaman varietas tanamannya.  Penyajian masakan China pada dasarnya di bagi menjadi dalam dua bagian pokok, yakni fan yang terdiri dari biji - bijian dan makan - makanan lain yang mengandung banyak tepung, dan yang kedua ts'ai yakni buah - buahan dan menu daging. makanan yang seimbang harus terdiri dari kedua unsur tersebut yang seimbang.

China juga memiliki flexibilitas dan kemampuan adapatasi yang tinggi terhadap cara makannya yang di perolehnya melalu pengetahuan akan sumber daya species tanaman liar yang dimilikinya. Dalam kondisi buruk seperti gagal panen atau musim dingin yang panjang, masyarakat akan mencari apapun untuk bisa bertahan hidup dari kondisi buruk tersebut. Akibatnya makanan yang tidak biasa yang sering kita lihat ramai di sana, sehingga itu menjadi suatu hal yang lumrah. Namun unsur yinyang yang sudah melekat dalam buadaya China, makanan yang mereka oleh selalau memperhatikan kesehatan dan manfaatnya. Pentingnya sebuah dapur di China bisa dilihat dari zaman - zaman kaisar yang dimana 2500 orang dari 4000 orang pegawai kekaisaran adalah orang - oranmg yang mengurusi makanan.

Di tambah lagi yang menjadi keunikan dari China adalah teh nya. China memilki cara minum teh tersindiri layaknya cara minum anggur di dunia barat. Tidak di ketahui sejarah pasti kapan budaya minum teh itu ada, namun budaya ini sudah menjadi suatu yang khidmat dan serius. Berbagai variasi teh, dan bermacam macam penyajian dan juga ritual - ritual yang diadakan cukup membingungkan, namun hal ini tetap membuat teh China sebagai minuman nasional yang utama. Dan jika melihat sekarang masyarakat dunia yang tertarik dengan hal - hal yang berbau China, tak ayal di masa mendatang akan banyak kedai - kedai yang menyajikan teh Chian di kota - kota Barat.

Jadi keberadaan makan - makanan barat di China tidak memberi suatu damapak yang besar, namun hanya saja memang makanan di China di akui sedikit terpengaruhi gaya barat. Tidak seperti makanan Jepang lebih terpengaruhi gaya Barat di banding makanan China.

Jika bahasa Asia Timur mengalami pergesaran jika seseorang keluar dari wilyahnya, tidak demikian dengan makanan. Walaupun seseorang dari Asia Timur hendak bermigrasi ke daerah - daerah luar, mereka selalu membawa makanan mereka sendiri, sehingga tak ayal jika banyak sekali restoran - restoran Asia Timur di barat bermunculan, karena itu semua di bawa oleh orang - orang Asia Timur itu sendiri yang dimana mereka lebih nyaman mengkonsumsi makanan dari negara mereka sendiri. Sehingga istilah barat-isasi dalam kebisaan makanan Asian Timur itu tidak pernah terjadi malah kebalikannya, yaitu Asianisasi yang marak terjadi di makanan sehari - hari di Barat.

0 komentar:

Posting Komentar