Jumat, 08 April 2011
Komunikasi memiliki sejarah yang banyak dan panjang, yang dapat di ketahui jika kita kembali ke zaman zaman Babilonia dan Mesir sekitar abad ke 5 sebelum Masehi. Kontribusi awalnya ilmu Komunikasi bersumber daripada cendikiawan yang pada saat itu mereka mengenalnya sebagai retorika. Mereka memandang komunikasi adalah sebuah seni untuk mempengaruhi seseorang. Aristoteles dan Plato yang sudah berkecimpung dalam ilmu komunikasi menganggap bahwa retorika dan cara berbicar di depan publik ialah bukan hanya suatu seni saja, tetapi membutuhkan pemahaman lebih lanjut sebagai sebuah bahan pembelajaran.
Bersama retorika dan cara berbicara, jurnalisme juga mengambil peran dalam berkontribusi mngembangkan ilmu komunikasi. Seperti halnya retorika, jurnalisme lebih mengacu pada hal hal praktek daripada teori. Pada awal abad 20 retorika dan wacana telah jelas ditetapkan menjadi disiplin dalam dunia mereka sendiri, dan jurnalis mulai ke bentuk terbaiknya.
Selama periode baru ini, penambahan model-model proses komunikasi terus berlanjut. Model-model baru tersebut ditulis oleh Berlo, Dance,dan Watzlawick, beavin dan jackson. Pada dekade 1970-an adalah sebuah masa pertumbuhan yang belum pernah terjadi dalam dunia komunikasi. Itu juga menjadi sebuah periode yang mana spesialisasi yang terjadi, menimbulkan kemajuan dalam kesalahpahaman pribadi seseorang, kelompok, atau organisasi, politik, internasional, dan komunikasi antarbudaya.
Perkembangan komunikasi berlanjut pada tahun 1980-an dan 1990-an. Perkembangan usia informasi juga penting pengaruhnya. Pemusatan media, sejalan dengan ekonomi dan perkembangan pasar, telah dapat meresap dampak komunikasi dan media komunikasi di kehidupan kita.
Ini adalah pandangan sejarah komunikasi, mengungkapkan sejumlah perubahan selama 2500 tahun warisan budaya di bidang komunikasi, perubahan dalam praktek komunikasi dan teori-teori dalam disiplin ilmu yang berbeda dalam studi mereka.
Kita telah melihat bahwa bidang komunikasi baik zaman dahulu kala ataupun sebuah produk dari abad kedua puluh, interdisipliner dalam warisan, induk pemikiran dari para cendikiawan dan juga di kalangan praktisi, adalah sebuah disiplin yang menguntungkan dari pendekatan baik humaniora dan ilmu perilaku, dan area di mana media adalah tempat untuk melanjutkan fokusnya terhadap apa yang digelutinya.
0 komentar:
Posting Komentar